Hidup dan Mati


Hidup hanyalah setetes air ditengah lautan luas.
Hidup itu terlalu singkat.
Hidup itu cuma mampir minum.

Hari Senin 13 Januari 2014,  kabar duka datang dari salah seorang teman ku bernama Habib Nurochim. Ia mengalami kecelakaan parah, dan masih terbaring koma hingga sekarang. Hanya doa yang bisa aku berikan kawan, semoga lekas sembuh, kamu harus kuat!

Manusia dapat berencana, namun Allah lah yang menentukan. Aku berpikir tentang kehidupan yang telah aku jalani selama ini. Aku berpikir tentang kematian. Jika aku mati besok, aku pasti mati dalam keadaan menyesal. Terlalu banyak dosa yang telah kuperbuat, terlalu banyak waktu yang telah aku sia-sia kan. Aku masih bukan siapa-siapa. Jika aku mati besok, aku akan menjadi terlupakan. Jika aku mati besok, aku akan meninggalkan kedua orang tua ku dalam kemiskinan, dalam kesepian mereka berdua.

Aku tidak ingin mati seperti itu, tidak aku sungguh tidak ingin.

Jika aku mati, aku ingin meninggalkan kedua orang tua ku dalam kebahagiaan, kesejahteraan, dan kebanggaan.
Jika aku mati, aku ingin dikenang oleh banyak orang.
Jika aku mati, aku ingin meninggalakan orang-orang yang aku sayang dalam keadaan bahagia.
Jika aku mati, aku ingin timbangan pahala ku lebih berat dari timbangan dosaku.

19 tahun 7 bulan 15 hari
waktu...aku tidak boleh menyia-nyiakan waktu...tiap detik, aku makin dekat dengan ajal, entah esok, lusa, minggu depan, tahun depan, aku tidak tahu. yang aku tahu ini semakin dekat.

berapa waktu lagi yang aku butuhkan untuk membuat cita-cita ku terwujud?

yang aku mohon kan hanyalah, waktu yang cukup untukku mewujudkan cita-citaku dan impianku, agar aku tidak mati dalam keadaan menyesal. Aminn..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Skincare Products

The Sign that He is not For You, Yet

Kenangan